Tidak terasa hampir sudah sebulan kita
menjalani ibadah di bulan Ramadhan. Sebentar lagi tiba saatnya kita
berpisah dengan bulan yang penuh barokah, bulan yang penuh rahmat dan
ampunan Allah, serta bulan di mana banyak yang dibebaskan dari siksa
neraka.
© Ilustrasi foto : pinterest
Artinya, beberapa saat lagi umat Islam
akan merayakan Idul Fitri 1 Syawal 1441 H sekaligus berpisah dengan
bulan suci Ramadhan 1441 H. Nuansa perpisahan tersebut mulai kelihatan
seminggu menjelang hari raya, di mana orang-orang mulai sibuk dengan
baju baru, mengecat rumah, membeli perabot, menyiapkan sembako, dan lain
sebagainya.
Ramadhan merupakan tamu agung yang
dielu-elukan kedatangannya dengan berbagai amalan yang dianjurkan karena
diyakini mendapatkan pahala yang berlipat ganda. Jika kita renungkan,
selama sebulan ini Allah begitu sayang kepada orang-orang yang gemar
melakukan ketaatan di bulan Ramadhan.
Betapa banyak amalan di bulan ini yang
di dalamnya terdapat pengampunan dosa. Maka sungguh sangat merugi jika
seseorang meninggalkan bulan Ramadhan tanpa memperoleh ampunan dari
Allah SWT.
Ramadhan Segera Berakhir
Detik-detik
perpisahan dengan bulan penuh berkah ini ada yang menyambut gembira dan
ada pula yang menyambutnya dengan kesedihan. Bagi para salafush shalih,
setiap bulan Ramadhan pergi berlalu, mereka selalu meneteskan air mata
kesedihan. Mereka rindu dengan dekapan tamu agung yang selama ini
bersama mereka.
Mereka
khawatir itulah perjumpaan terakhir. Lisan mereka basah dengan doa dan
permohonan, ungkapan kerinduan untuk bertemu kembali dengan Ramadhan
tahun selanjutnya. Ada riwayat yang mengisahkan bahwa kesedihan ini
tidak saja dirasakan manusia, tapi juga oleh para malaikat dan
makhluk-makhluk Allah lainnya.
Wajar
saja, sebab, tidak ada yang bisa menjamin bahwa tahun depan kita akan
kembali berjumpa dengan bulan yang dilipatgandakan amal kebajikan.
Karenanya, beruntung dan berbahagialah kita saat berpisah dengan
Ramadhan membawa segudang pahala untuk bekal di akhirat.
Perpisahan Dengan Ramadhan di Zaman Rasulullah

Pada masa Rasulullah saw, pada
malam-malam terakhir Ramadhan, Masjid Nabawi penuh sesak dengan
orang-orang yang beriktikaf, membaca Alquran, zikir dan qiyamul lail.
Mereka bahkan menangis terisak-isak, karena Ramadhan akan segera berlalu
meninggalkan mereka.
Bulan di mana orang-orang berpuasa dan
menghidupkan malam-malamnya dengan ibadah, bulan yang dibukakan
pintu-pintu surga, ditutup pintu-pintu neraka dan dibelenggu setan oleh
Allah Swt.
Suatu hari, dalam khutbah Idul Fitri,
Umar bin Abdul Aziz berkata: Wahai sekalian manusia, sesungguhnya kalian
telah berpuasa karena Allah selama tiga puluh hari, berdiri melakukan
shalat selama tiga puluh hari pula, dan pada hari ini kalian keluar
seraya memohon kepada Allah agar menerima amalan tersebut.
Berbeda dengan manusia zaman sekarang,
Para Sahabat Rasulullah sangat bersedih kala di penghujung bulan
Ramadhan. Mereka mengkhawatirkan apakah amalan mereka diterima oleh
Allah atau justru tidak diterima.
Doa untuk Bertemu Bulan Ramadhan Selanjutnya
Sebentar lagi, kita akan
berpisah dengan bulan Ramadhan. Itu artinya, kesempatan memupuk pahala
dengan beribadah di bulan penuh berkah ini akan segera berakhir.
Dalam situasi semacam ini, umat muslim
seharusnya sedih karena belum tentu kita berjumpa dengan bulan penuh
ampunan lagi. Oleh sebab itu, ada sebuah doa yang bisa kita panjatkan
jelang berakhirnya Ramadhan agar di tahun-tahun berikutnya kita masih
diberi kesempatan jumpa kembali.
Dari Jabir bin Abdillah ra dari
Muhammad al Mustafa SAW: Beliau bersabda, Siapa yang membaca doa ini di
malam terakhir Ramadhan, ia akan mendapatkan salah satu dari dua
kebaikan: menjumpai Ramadhan mendatang atau pengampunan dan rakhmat
Allah.
Lafal doanya adalah:
Bismillahir rahmanir
rahiim. Allahumma laa taj’alhu aakhiral ‘ahdi min shiyaamina iyyaah,
fa-in ja’altahu faj’alnii marhuuman wa laa taj’alnii mahruuma.
Artinya,
" Dengan menyebut nama Allah yang
Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Ya Allah, janganlah Engkau jadikan
puasa ini sebagai yang terakhir dalam hidupku. Seandainya Engkau
berketetapan sebaliknya, maka jadikanlah puasaku ini sebagai puasa yang
dirahmati bukan yang hampa semata."
Berpisah dengan bulan Ramadhan bukan
serta merta meninggalkan kebiasaan baik yang sudah dilatih selama
sebulan ini. Setelah berakhirnya Ramadhan nanti diharapkan keimanan kita
semakin bertambah dan mempertahankan ibadah yang biasa kita lakukan
pada saat Bulan Ramadhan.
ads
Previous
Newer PostNext
Older Post
Posted by 23 May and have
0
komentar
, Published at
* Silahkan Berkomentar Tetapi Sopan
* Jangan Meninggalkan Spam atau terkait lain nya
* Jangan Promosi